Aqidatul Awam: Penutup

 


﴿ خَاتِمَةٌ 

Penutup

 

وَهَـذِهِ عَقِيْـدَةٌ مُخْـتَصَرَهْ * وَلِلْـعَـوَامِ سَـهْـلَةٌ مُيَسَّرَهْ

 

Inilah keterangan Aqidah secara ringkas bagi orang-orang awam yang mudah dan gampang

 

نَاظِمُ تِلْكَ أَحْـمَدُ الْمَرْزُوْقِيْ * مَنْ يَنْتَمِي لِلصَّـادِقِ الْمَصْدُوْقِ

 

Yang dinadhomkan oleh Ahmad Al Marzuqi, seorang yang bernisbat kepada Nabi Muhammad (As-Shodiqul Mashduq)

 

——— Penjelasan Nadhom –––

Nadhom ini menerangkat aqoid 50 yang ringkas dan mudah difahami oleh anak-anak dan orang awam yang baru memulai belajar ilmu Tauhid.

Adapun yang mengarang kitab nadhom Aqidatul Awam ialah Syekh Marzuqi yang nasabnya masih ada hubungan sampai kepada nabi Muhamad SAW.

 

& Syaikh Ahmad al-Marzuqi al-Hasani

Nama lengkap beliau adalah Syekh Ahmad bin Muhammad bin Sayyid Ramadhan Mansyur bin Sayyid Muhammad al-Marzuqi Al-Hasani,  dilahirkan sekitar tahun 1205 H di Mesir.           

Di antara guru-gurunya adalah Syekh al-Kabir Sayyid Ibrahim al-'Ubaidi yang pada masanya adalah sosok yang konsentrasi di bidang Qira-ah al-'Asyarah (Qiraah 10). Dan di antara murid-muridnya adalah Syekh Ahmad Dahman (1260-1345 H), Sayid Ahmad Zaini Dahlan (1232-1304 H), Syekh Thahir al-Takruni, dan lainnya.

Beliau sepanjang waktu bertugas mengajar Masjid Mekkah karena kepandaian dan kecerdasannya Syekh Ahmad Marzuki diangkat menjadi Mufti Madzhab Al-Maliki di Mekkah menggantikan Sayyid Muhammad yang wafat sekitar tahun 1261, Syekh Ahmad Marzuki juga terkenal sebagai seorang Pujangga dan dijuluki dengan panggilan Abu Al-Fauzi.

Al-Marzuqi dikenal sebagai penulis yang handal serta amat lincah dalam menuliskan qolam-nya (pena), terutama menyangkut puji-pujian kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. Salah satu karyanya yang terkenal dan fenomenal adalah Mandzumat 'Aqidah Al-Awwam, yaitu ringkasan ilmu kalam mengupas tentang tauhid untuk dijadikan acuan dalam aqidah bagi orang-orang awam, dituangkan dalam sebuah nadzam (prosa) berisi sebanyak 57 bait (satu baris, berisi dua satar) syair.

Kitab ini begitu penting sekali sehingga banyak para ulama yang mengulas panjang lebar isi kandungan mandzumat. Begitu pentingnya pelajaran yang bisa diambil dari mandzumat 'Aqidah Al-Awwam ini, Syekh Nawawi ibn Umar Al-Bantani Al-Jawi gelar As-Syeikh 'Ulama Hijaz dari tanah Jawa, sebutan Indonesia kala itu, juga turut memberikan syarah Mandzumat 'Aqidah Al-Awwam' ini dengan nama Syarah Nur Al-Dholam (Cahaya dalam Kegelapan).

Beberapa karya Marzuqi antara lain:

1.    'Aqidah al-Awwam, Tahsil Nail al-Maram li Bayan Manzumah Aqidatul Awam (1326 H),

2.    Bulugh al-Maram li Bayan Alfadz Maulid Sayyid al-Anam Fi Syarh Maulid Ahmad Al-Bukhari (1282 H),

3.    Bayan Al-Ashli fi Lafdz bi Afdzal,

4.    Tashil al-Ad-han Ala Matan Taqwim al-Lisan fi Al-Nahwi li al-Khawarizmi al-Baqali,

5.    Al-Fawaid al-Marzuqiyah al-Zurmiyah, Mandzumah fi Qawaid al-Sharfi wa al-Nahwi dan

6.    Matan Nazam fi Ilm al-Falak.[1]

.........................................


وَ الْحَمْدُ ِللهِ وَصَـلَّى سَـلَّمَا * عَلَـى النَّبِيِّ خَيْرِ مَنْ قَدْ عَلَّـمَا

 

Dan segala puji bagi Allah serta Sholawat dan Salam tercurahkan kepada Nabi sebaik-baik orang yang telah mengajar

 

وَاْلآلِ وَالصَّـحْبِ وَكُلِّ مُرْشِدِ * وَكُلِّ مَـنْ بِخَيْرِ هَدْيٍ يَقْتَدِيْ

 

Juga kepada keluarga dan sahabat serta orang yang memberi petunjuk dan orang yang mengikuti petunjuk

 

وَأَسْـأَلُ الْكَرِيْمَ إِخْلاَصَ الْعَمَلْ * ونَفْعَ كُلِّ مَنْ بِهَا قَدِ اشْـتَغَلْ

 

Dan saya mohon kepada Allah yang Maha Pemurah keikhlasan dalam beramal dan manfaat bagi setiap orang yang berpegang teguh pada aqidah ini

 

——— Penjelasan Nadhom –––

Penyusun nadhom, Syekh Ahmad Marzuqi memanjatkan pujian pada Allah SWT dengan ucapan hamdalah serta memintakan tambahan rahmat ta’dhim dan keselamatan semoga tetap tercurahkan atas nabi Muhamad SAW, serta keluarga dan sahabat-sahabt beliau serta orang-orang yang senantiasa berbuat kebaikan dan orang-orang yang mengikuti perilaku yang benar.

Selain itu, penyusun nadhom juga memohon pada Allah SWT semoga diberi kan kekuatan untuk bisa beramal dengan ikhlas murni hanya karena Allah SWT saja. Terkhusus dalam menyusun kitab nadhom ini, dan bisa memberikan manfaat & berguna bagi orang yang berkenan mengaji dan menggunakan kitab Aqidatul Awam ini.

.........................................

 

 

أَبْيَاتُهَا ( مَيْـزٌ ) بِـعَدِّ الْجُمَلِ * تَارِيْخُهَا ( لِيْ حَيُّ غُرٍّ ) جُمَلِ

Nadhom ini ada 57 bait dengan hitungan abjad, tahun penulisannya 1258 Hijriah

 

 

——— Penjelasan Nadhom –––

Jumlah bait dalam nadhom Aqidatul Awam ada 57, menurut hitungan abajadun:

40

م

مَيْزٌ

10

ي

 

7

ز

 

57

 

 

 

Sedangkan selesainya penyusunan kitab ini ialah pada tahun لِيْ حَىٌّ غُرٍّ  (1158) menurut hitungan abajadun:

30

ل

لِيْ حَيٌّ غُرٍّ

10

ي

 

8

ح

 

10

ي

 

1000

غ

 

200

ر

 

1258

 

 

Hitungan Abajadun

 

يَ

طَ

حَ

زٌ

وَ

هَ

دٌ

جَ

بَ

اَ

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

رَ

قَ

صٌ

فَ

عَ

سَ

نٌ

مَ

لَ

كٌ

200

100

90

80

70

60

50

40

30

20

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

غٌ

ظَ

ضَ

ذٌ

خَ

ثَ

تَ

سٌ

 

 

1000

900

800

700

600

500

400

300

 

 

سَـمَّيْـتُهَا عَـقِـيْدَةَ الْعَوَامِ * مِـنْ وَاجِبٍ فِي الدِّيْنِ بِالتَّمَامِ

Aku namakan aqidah ini Aqidatul Awwam, keterangan yang wajib diketahui dalam urusan agama dengan sempurna

 

——— Penjelasan Nadhom –––

Kitab ini diberi nama Aqidatul Awam yang memuat masalah-masalah yang wajib diketahui oleh setiap orang mukalaf (berakal dan baligh) dengan sempurna.

 

& Kisah di Balik Penyusunan Nadzom Aqidatul Awam

Nadham Aqidatul Awam menjadi pegangan dan kajian para santri, ustadz-ustadz, para kiai di hampir seluruh pondok pesantren dan madrasah. Menjelaskan tentang dasar-dasar ilmu tauhid. Dikemas dalam bentuk syair yang indah. 

Nadham ini memiliki banyak penjelasan atau syarh, di antaranya kitab Tahshil Nail al-Maram Libayani Mandhumah ‘Aqidah al-‘Awam yang beliau karang sendiri, Nurudh Dhalam ‘alaa Mandhumah ‘Aqidah al-‘Awam karya Syekh Nawawi al-Bantani dan Tashil al-Maram li Daarisil Aqidatil Awam gubahan Syekh Ahmad al-Qaththa’aniy al-‘Aysawiy, juga Jala’u al-Afham Syarh Aqidatul Awam yang dikumpulkan oleh kiai Muhammad Ihya Ulumuddin asal Malang.

Namun, bagaimana cerita di balik tersusunnya nadham ini?

Alkisah, dalam kitab Nurudh Dhalam karya Syekh Nawawi al Bantani, dikatakan:

Sesungguhnya  pengarang Nadham bermimpi bertemu Rasulullah bersama para sahabatnya mengelilingi beliau, di akhir malam jumat pada awal bulan Rajab hari ketujuh tahun 1258 H".

Rasulullah SAW bersabda: "Bacalah nadham tentang tauhid, barangsiapa yang menghafalnya maka akan masuk surga dan memperoleh tujuan yang baik yang sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah".

Sang pengarang nadham bertanya: “Nadham apa itu, wahai Rasulullah SAW?”

Para sahabat nabi berkata kepada sang pengarang nadham: "Dengarkanlah apa yang hendak disampaikan oleh Rasulullah SAW!".

Kemudian Nabi bersabda:

“Ucapkanlah أبدأ باسم الله و الرحمن  (dst)”.

Kemudian sang pengarang pun menirukan bacaan Rasulullah tersebut hingga akhir bait, yaitu:

   وَصُحُفُ الْخَلِيْلِ وَالْكَلِيْمِ #  فِيْهَا كَلَامُ الْحَكَمِ الْعَلِيْمِ 

Dan Rasulullah pun menyimaknya".

"Ketika sang pengarang nadham terbangun dari tidurnya, beliau membaca ulang apa yang beliau impikan, dan ternyata beliau hafal nadham tersebut dari awal hingga akhir".

"Untuk yang kedua kalinya, pada waktu sahur malam jumat, hari ke-28 bulan Dzulqa'dah beliau bermimpi lagi bertemu Rasulullah SAW. Rasulullah SAW berkata: "Bacalah apa (nadham) yang telah engkau himpun dihatimu".

Kemudian sang pengarang nadham membacanya dari awal sampai akhir, dihadapan nabi, dan dikelilingi para sahabat nabi sambil berucap: آمين pada setiap bait yang dilantunkan oleh sang pengarang nadham.

Setelah khatam, Rasulullah mendoakan sang pengarang nadham: “Semoga Allah memberikan taufik terhadap apa yang diridhaiNya, semoga Allah menerimamu atas nadham tersebut, semoga Allah memberkatimu dan orang-orang mukmin, dan semoga nadham tersebut bermanfaat bagi hamba-hamba Allah”.

Kemudian sang pengarang nadham diminta untuk membacakan nadhaman ini dihadapan orang-orang. Kyai nadzim memenuhi permintaan mereka bahkan menambahkan -sebagai bentuk syukur dan kecintaan kepada Rasulullah SAW- nadhaman ini:

وَكُلُّ مَا أَتَى بِهِ الرَّسُوْلُ # فَحَــــقُّهُ التَّسْلِيْمُ وَالْقَبُوْلُ

hingga akhir kitab.

Begitulah cerita ditulisnya nadham aqidatul awam, semoga kita semua dapat menghafalnya, mengambil kemanfaatan dan mengamalkan isinya. Aamiin.[2]

.........................................



[1] Syaikh Ahmad al-Marzuqi al-Hasani, (ww.pustakapejaten.com), diakses tanggal 4 September 2022.

[2] Jamalullail, Kisah di Balik Penyusunan Nadhom Aqidatul Awam, (www.islam.nu.or.id), diakses tanggal 4 September 2022.

 

Komentar