﴾ Adab ke 1 & 2 ﴿
Menata Niat & Penyebab Memperoleh Ilmu
وَابْتَغِ بِاالْاَسْبَابِ لَا بِالْأُمْنِيَّة فَطَهِّرِ الْقَلْبَ فَصَحِّحِ النِّيَّة
“Maka, sucikanlah hati dan benarkan niatmu, lakukan apa-apa yang menjadi sebab memperoleh ilmu, bukan hanya dengan berangan-angan saja”
Penjelasan
Penyusun nadhom berkata pada para santri/pelajar, bahwa pertama-tama adab santri/pelajar ialah hati mereka harus dibersihkan serta diatur atau ditata dengan niat yang bagus. Yakni para santri/pelajar dalam menuntut ilmu jangan sampai memiliki tujuan riya (pamer), ujub (membanggakan diri), sum’ah (menceritakan amal) serta sifat/perbuatan-perbuatan buruk lainnya.
Mengapa demikian?
Sebab, pokok ilmu bisa berhasil, berkah dan manfaat bergantung pada niatnya. Niat menuntut ilmu yang benar ialah:
1. Memperoleh ridho Allah SWT
2. Berniat menghilangkan kebodohan diri sendiri
3. Berniat menghilangkan kebdohan orang lain
4. Sebagai ibadah kepada Allah SWT
5. Untuk berjuang demi agama Islam.
Adab santri/pelajar yang ke 2 ialah:
Setelah santri/pelajar menata niatnya, maka selanjutnya sebisa mungkin melakukan hal-hal yang menjadi sebab bisa memperoleh ilmu. Yakni; menuntut ilmu tidak cukup hanya dengan berangan-angan saja dan tidak mau kesulitan, namun harus disertai dengan melakukan mutholaah (kajian), musyawaroh (diskusi) dan belajar.
Perkataan seorang penyair dari bahar wafir:
سَيُدْرِكُهَا اِذَا شَابَ الْغُرَابُ وَمَنْ طَلَبَ الْعُلُوْمَ بِغَيْرِ دَرْسٍ
“Barangsiapa menuntut ilmu dengan tanpa belajar, maka dia hanya akan memperolehnya (ilmu) tatkala ada burung gagak yang beruban”
Perkataan seorang penyair dalam syair berbahasa jawa:
وَعْكَعْ عَاجِى اِيْكُوْ مسْطِى كُوْدُوْ كلمْ
مُطَـــــالَعَةْ مُشَـــــاوَرَةْ تِيَافْ مَــــــالمْ
“Orang yang mengaji itu harus mau muthola’ah dan musyawarah tiap malam”
سرْطَا درسٍ اِعْكَاعْ اَجكْ عَانْتِى بِيْصَا
لَنْ تَاكـؤْنَا لَامُونْ سِيْرَا دُوْرُوعْ بِيْصَـا
“Serta belajar dengan sering sampai bisa. Dan tanyalah jika kamu belum bisa”
لَامُونْ سِيْرَا اوْرَا عَاجِى سبَابْ لُوْعَا
إِعْكَالْ مُشَــــــاوَرَةْ اَنَا كونْجو – كونْجو
“Jika kamu tidak mengaji sebab bepergian maka segeralah musyawarah pada teman-teman”
اَجَـا كَامْفَاعْ تِيعْكَالْ عَـاجِى تَانْفَا عُذُرْ
اَنَا اُوْمَاهْ مُوعْ دُوْلَانَانْ كلُوْيَارْ- كلُوْيُرْ
“Jangan mudah meninggalkan mengaji tanpa udzur, di rumah hanya bermain kesana-kemari”
.............................................
﴾ Adab ke 3 ﴿
Memenuhi Tugas Pelajar
اِدْخَالِ نَقْصَانٍ فَذَامَا قُبِّلَا وَاَدِّ مَا عَلَيْكَ مَفْرُوْضٌ بِلَا
“Penuhi kewajiban-kewajibanmu tanpa ada rasa kecewa, sebab inilah yang bisa membuat keberhasilan menuntut ilmu”
Penjelasan
Adab santri/pelajar yang ke 3 ialah:
Santri/pelajar harus memenuhi dan melaksanakan seluruh tugas-tugas yang telah ditentukan dengan ikhlas dan tanpa perasaan kecewa. Selain itu, sebagai muslim dirinya juga harus melaksanakan setiap kewajiban yang ditetapkan agama, lantaran datangnya ilmu sesuai dengan diterimanya amal ibadah.
.............................................
﴾ Adab ke 4 ﴿
Mematuhi Orang Tua
فَكُلُّ حَـــقٍّ هُوَ مِـــــثْلُ دَيْنِ وَرَاعِ حَــــتْمًا حَــــقَّ وَالِدَيْنِ
“Wajiblah memenuhi hak orang tua, sebab setiap hak mereka itu menyerupai hutang”
Penjelasan
Adab santri/pelajar yang ke 4 ialah:
Santri/pelajar harus mentaati perintah orang tuanya, selama perintah mereka bukan maksiyat. Sebab, hak orang tua haruslah dicukupi. Oleh sebab itu, apabila seorang santri/pelajar tidak mencukupi hak mereka maka santri/pelajar tersebut memiliki hutang kepada kedua orang tuanya.
.............................................
﴾ Adab ke 5-6 ﴿
Memulyakan Ilmu & Larangan Maksiat
وَاجْتَنِبِ الْفِسْقَ فَذَاكَ شَـأْنُهُ وَوَقِّـــرِ الْعِلْمَ وَعَظِّـــــمْ شَــأْنَهُ
“Mulyakan ilmu dan agungkan urusannya serta jauhi perbuatan fasiq, sebab semua itu adalah keharusan pada ilmu”
Penjelasan
Adab santri/pelajar yang ke 5 ialah:
Santri/pelajar harus memulyakan/mengagungkan pangkat ilmu. Yakni santri/pelajar ketika membawa kitab/buku pelajaran, lebih-lebih buku agama tidak boleh sembrono/gegabah. Misalnya, membawa kitab dengan cara ditenteng atau diletakkan di belakang punggung (tanpa dimasukkan ke dalam tas).
Adab santri/pelajar yang ke 6 ialah:
Santri/pelajar harus berusaha menjauhi perbuatan maksiat. Sebab, menghindari maksiat termasuk upaya mengagungkan serta meluhurkan ilmu. Selain itu, juga bisa menambah kecerdasan dan hafalan. Seorang penyair bersenandung dengan bahar wafir:
فَارْشَدَنِى اِلَى تَرْكِ الْمَعَـــاصِى شَكَوْتُ اِلَى وَكِيْعٍ سُوْءَ حِفْظِ
“Aku mengadu kepada (guru) Waki’ tentang buruknya hafalanku, lalu dia memberiku petunjuk untuk meninggalkan maksiat”
وَفَضْلُ اللهِ لَا يُهْدَى لِعَـاصِى فَاِنَّ الْحِـــــفْظَ فَضْلٌ مِنْ اِلَهِ
“Sebab, hafalan merupakan anugerah dari tuhan, sedang anugerah Allah tidak akan diberikan kepada seorang ahli maksiat”
.............................................
Komentar
Posting Komentar