﴿ الْبَابُ الثَّامِنُ ﴾
Kitab-Kitab Allah
أَرْبَـعَـةٌ مِنْ كُتُبٍ
تَـفْصِيْلُهَا * تَوْارَةُ مُوْسَى بِالْهُدَى تَـنْـزِيْلُهَا
Empat dari Kitab-Kitab Suci Allah secara
terperinci adalah Taurat bagi Nabi Musa diturunkan dengan membawa petunjuk
زَبُـوْرُ دَاوُدَ
وَاِنْجِـيْـلُ عَلَى * عِيْـسَى وَفُـرْقَانُ عَلَى خَيْرِ الْمَلاَ
Zabur bagi Nabi Dawud dan Injil bagi Nabi Isa
dan AlQur’an bagi sebaik-baik kaum (Nabi Muhammad SAW)
Penjelasan Nadhom
Setiap orang mukalaf wajib mengetahui dan meyakini bahwa Allah SWT
menurunkan kitab suci pada para nabi dan rasul. Sedang yang wajib diketahui
dengan terperinci hanya ada 4.
1. Kitab Taurat diberikan pada nabi Musa AS
2. Kitab Injil diberikan pada nabi Isa AS
3. Kitab Zabur diberikan pada nabi Dawud AS
4. Kitab Al Qur’an diberikan pada nabi Muhamad SAW
Adapun selain 4 kitab di atas, kita hanya diwajibkan meyakininya secara
ijmal (keseluruhan). Berikut penjelasan singkat tentang kandungan
dari masing-masing kitab:
1. Zabur
Kita suci Zabur; diturunkan kepada Nabi Dawud AS berisi do’a-do’a,
dzikir, nasehat dan hikmah-hikmah; tidak ada di dalamnya hukum syareat, karena
Nabi Dawud diperintahkan mengikuti syareat Nabi Musa AS.
وَأَتَيْنَا دَ اوُدَ
زَبُوْرَا
Artinya: “Dan kami telah memberi kitab zabur kepada Nabi Dawud”. (An-Nisa;
163).
2. Taurat
Kitab suci Taurat; yang diturunkan kepada Nabi Musa AS Berisi
hukum-hukum syareat dan kepercayaan yang benar.
نَزَّلَ عَلَيْكَ اْلكِتبَ بِاْ لحَقِ مُصَدِقًالِمَا
بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنْزَلَ التَّوْرَةَ وَاْلاِءنْجِيْلَ
Artinya: “(Tuhan Allah) telah menurunkan kitab kepadamu dengan
sebenarnya; membenarkan kitab yang terdahulu dari padanya, lagi menurunkan
Taurat dan Injil”. (Ali Imran: 3).
3. Injil
Kitab suci Injil; diturunkan kepada Nabi Isa a.s. Kitab itu berisi
seruan kepada manusia agar bertauhid kepada Allah, menghapuskan sebagian dari
hukum-hukum yang terdapat dalam kitab Taurat yang sudah tidak sesuai dengan
zamannya.
4. Al Qur’an
Kitab suci Al-Qur’an; diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW berisi syareat
yang menghapuskan sebagian isi kitab-kitab Taurat, Zabur, Injil, yang sudah
tidak sesuai dengan zamannya.
شَهْرُرَمَضَانَ الَّذِى
أُنْزِلَ فِيْهِ اْلقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ
Artinya: “Pada bulan Ramadhan yang didalamnya diturunkan
Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia”. (Al-Baqarah: 185).
Selain dari kitab-kitab yang empat itu, masih ada lagi shahifah (صحيفة) atau lembaran-lembaran oleh Allah telah
diturunkan kepada Nabi Adam AS., Nabi Syits AS., Nabi Idris AS., Nabi Ibrahim
AS. dan Nabi Musa AS.[1]
.....................................
وَصُحُـفُ الْخَـلِيْلِ
وَالْكَلِيْمِ * فِيْهَـا كَلاَمُ الْـحَـكَمِ الْعَلِـيْمِ
Dan lembaran-lembaran (Shuhuf) suci yang
diturunkan untuk AlKholil (Nabi Ibrohim) dan AlKaliim (Nabi
Musa) mengandung Perkataan dari Yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui
Penjelasan Nadhom
Setiap orang mukalaf wajib meyakini secara ijmal bahwa Allah SWT telah
menurunkan lampiran-lampiran yang diturunkan kepada nabi Musa AS dan nabi
Ibrahim AS. Sedang jumlahnya wallahu a’lam. Kita tidak wajib
mengetahuinya.
Ada beberapa hal yang membedakan antara kitab dan suhuf, berikut
perbedaannya :
1. Wujud dan
Bentuk
Kitab dan suhuf memiliki perbedaan wujud dan bentuk yang begitu
mencolok. Untuk kitab, kitab sendiri berbentuk buku yang jelas lebih tebal
daripada suhuf. Sedangkan suhuf berbentuk lembaran-lembaran yang tentunya lebih
tipis daripada kitab.
2. Kelengkapan
Karena kitab sudah berbentuk buku, tentu tak usah diragukan lagi
mengenai kelengkapannya. Kitab memiliki isi yang jauh lebih lengkap
dibandingkan suhuf. Mengenai isinya, isi dari kitab jauh lebih tertata dan
saling berhubungan.
3. Keberlakuan
Masa berlaku dari kitab tentu lebih panjang, sesuai dengan umat yang
menerima kitab tersebut. sedangkan suhuf hanya berlaku sementara saja dan dalam
kurun waktu yang lebih singkat pula.
4. Kewajiban
Penyampaian
Seseorang yang menerima kitab diberi gelar Nabi dan Rasul. Sedangkan
untuk suhuf hanya diberi gelar Nabi. Untuk rasul sendiri memiliki kewajiban
untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada para umatnya, sedangkan nabi
tidak diberikan kewajiban untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada umat
nabi tersebut.
.................................
وَكُـلُّ مَا أَتَى بِهِ
الـرَّسُـوْلُ * فَحَـقُّـهُ التَّسْـلِـيْمُ وَالْقَبُوْلُ
Dan segala apa-apa yang disampaikan oleh
Rosulullah, maka kita wajib pasrah dan menerima
Penjelasan Nadhom
Setiap orang mukalaf wajib menerima dan membenarkan pada apa yang
disampaikan nabi Muhamad SAW dengan rasa tunduk dan ta’at.
Penamaan Agama Islam dijelaskan dalam beberapa ayat dalam Al-Qur’an.
Penamaan ini adalah langsung dari Allah SWT bukan buatan Muhammad SAW. Beberapa
ayat itu adalah;
إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ
لِرَبِّ الْعَالَمِينَ (١٣١
“Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah!” Ibrahim
menjawab: “Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam” (Qs. Al-Baqarah: 131)
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ
عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا فَمَنِ اضْطُرَّ فِي
مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لإثْمٍ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٣
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Qs. Al-Ma’idah: 3)
........................................
إِيْـمَـانُنَا بِـيَوْمِ
آخِرٍ وَجَبْ * وَكُلِّ مَـا كَانَ بِـهِ مِنَ الْعَجَبْ
Keimanan kita kepada Hari Akhir hukumnya wajib,
dan segala perkara yang dahsyat pada Hari Akhir
Penjelasan Nadhom
Setiap orang mukalaf wajib meyakini bahwa kelak akan terjadi hari kiamat
dan hal-hal menakjubkan yang akan terjadi di hari kiamat, misalnya akan adanya
padang mahsyar, yaumul ba’ts, hisab, adanya pertimbangan amal, surga dan
neraka.
Urutan Tanda-tanda Kiamat
Para ulama berbeda pendapat terkait urutan terjadinya tanda-tanda
kiamat. Imam Al-Qurṭūbī mengatakan, tanda-tanda kiamat besar yang disebutkan
secara bersamaan dalam hadits-hadits di atas tidaklah berurutan, tidak
terkecuali riwayat Muslim dari Hudzaifah.
Salah satu hadits sahih yang berkaitan dengan kiamat (as-sāʽah) yang
pasti adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Sahihnya dan juga
diriwayatkan oleh beberapa perawi hadits serta diakui oleh para ulama adalah
hadits berikut.
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ أَسِيدٍ الْغِفَارِيِّ قَالَ
اطَّلَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَنَحْنُ
نَتَذَاكَرُ فَقَالَ مَا تَذَاكَرُونَ قَالُوا نَذْكُرُ السَّاعَةَ قَالَ إِنَّهَا
لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ فَذَكَرَ الدُّخَانَ
وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُولَ
عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَأَجُوجَ وَمَأْجُوجَ
وَثَلَاثَةَ خُسُوفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ
الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنْ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى
مَحْشَرِهِمْ
Artinya, “Dari Hudzaifah bin Asid Al-Ghifari berkata, Rasulullah SAW
menghampiri kami saat kami tengah membicarakan sesuatu. Ia bertanya, ‘Apa yang
kalian bicarakan?’ Kami menjawab, ‘Kami membicarakan kiamat.’ Ia bersabda,
‘Kiamat tidaklah terjadi sehingga kalian melihat sepuluh tanda-tanda
sebelumnya.’ Rasulullah menyebut kabut, Dajjal, binatang (ad-dābbah), terbitnya
matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam AS, Ya'juj dan Ma'juj, tiga
gerhana; gerhana di timur, gerhana di barat dan gerhana di jazirah Arab dan
yang terakhir adalah api muncul dari Yaman menggiring manusia menuju tempat
perkumpulan mereka,”[2]
Tanda-tanda kiamat dalam hadits ini disebut sebagai tanda-tanda kiamat
kubra (hari akhir). Ada sepuluh tanda kiamat yang disebutkan dalam hadits ini.
Namun yang disebutkan dalam hadits tersebut hanya ada delapan:
Pertama, Munculnya kabut (dukhan)
Kedua, Munculnya Dajjal
Ketiga, Munculnya Dabbah
Keempat, Terbitnya matahari dari barat.
Kelima, Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj
Keenam, Munculnya Isa bin Maryam;
Ketujuh, Adanya tiga gerhana, di timur;
Kedelapan, gerhana di barat;
Kesembilan, gerhana di jazirah Arab.
Kesepuluh, adanya api yang muncul dari Yaman kemudian menggiring manusia
menuju tempat berkumpul.
Al-Qurthubi menyebutkan bahwa ada hadits lain yang menyebutkan
tanda-tanda tersebut secara berurutan, yakni hadits Muslim dari Hudzaifah dalam
riwayat yang berbeda, yang menyebutkan bahwa tanda yang pertama kali muncul
adalah tiga gerhana. Oleh Al-Qurthubi, kejadian ini sudah pernah terjadi
di masa Rasul SAW. Sedangkan tanda-tanda setelahnya masih banyak diperdebatkan
urutannya.[3]
Oleh karena itu, simpulan dari kajian hadits-hadits terkait tanda-tanda
kiamat ini adalah tanda-tanda kiamat yang disebutkan dalam hadits sifatnya
hanya prediksi Rasul SAW.
Bahkan kepastian urutannya pun masih diperdebatkan. Begitu juga waktu
kejadiannya. Ada yang menyebut bahwa sebagian sudah terjadi ada juga yang
menyebutnya belum terjadi, bahkan perdebatan ini sudah terjadi pada masa
sahabat.
Jika ada kejadian di masa sekarang yang sesuai dengan tanda-tanda kiamat
yang disebutkan dalam berbagai hadits tersebut, belum tentu itu menjadi tanda
yang pasti. Bisa juga kejadian yang sama akan terjadi di masa mendatang karena
Rasul sendiri tidak mengetahui kapan tanda-tanda tersebut terjadi.
Hal ini sesuai dengan yang telah disebutkan oleh Al-Quran Surat Al-Aʽrāf
ayat 187 ketika Rasul SAW ditanya kapan terjadinya kiamat.
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا ۖ
قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ رَبِّي ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ۚ
Artinya, “Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat, ‘Bilakah
terjadinya?’ Katakanlah, ‘Sungguh pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada
sisi Tuhanku. Tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya
selain Dia.’”[4]
Peristiwa yang Terjadi Setelah Hari Kiamat
Hari kiamat menurut
Islam merupakan hari dimana alam semesta ini
beserta isinya hancur secara bersamaan. Kedahsyatan hari kiamat tersebut telah
dituangkan dalam Al Qur’an maupun hadits. Salah satunya dalam ayat berikut ini.
Allah SWT berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ
زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ
“Hai manusia, bertakwalah kepada Rabbmu; sesungguhnya kegoncangan
hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).”
(QS. Al Hajj [22] : 1).
Setelah hari kiamat terjadi, ada sederetan peristiwa yang akan dialami
oleh semua makhluk di alam semesta ini:
1. Yaumul
Barzah
Yaumul barzah disebut juga dengan alam barzah, yakni masa penantian
manusia setelah meninggal dunia sebelum kemudian dibangkitkan kembali dari alam
kubur.
لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا
ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ
يُبْعَثُونَ
“Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.
Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja.
Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al Mu’minun [23] : 100)
Di dalam alam barzah, manusia akan mendapat balasan yang sesuai amal
perbuatannya selama hidup. Bagi mereka yang banyak melakukan dosa yang
berulang dalam Islam akan
merasakan siksa kubur. Sedangkan mereka yang senantiasa bertakwa dan melakukan
amal shaleh insya Allah akan merasakan kenikmatan di alam
barzah.
2. Yaumul
Ba’as
Yaumul Ba’as merupakan hari dibangkitkannya seluruh umat manusia dari
alam kubur. Keadaan manusia pada saat itu sangat beragam, tergantung pada amal
perbuatannya selama di dunia.
Allah SWT berfirman,
وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا
وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ
“Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan
padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.” (QS. Al Hajj [22] : 7)
3. Yaumul Mahsyar
Setelah dibangkitkan, kemudian manusia dikumpulkan seluruhnya di Padang
Mahsyar untuk diadili oleh Allah SWT dengan seadil-adilnya.
Allah SWT berfirman,
وَيَوْمَ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الْأَرْضَ
بَارِزَةً وَحَشَرْنَاهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا
“Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan
gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan
seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan seorangpun dari mereka.” (QS. Al-Kahf [18] : 47)
4. Yaumul
Hisab
Selanjutnya yaumul hisab yakni hari perhitungan seluruh amal perbuatan
baik dan buruk umat manusia. Tidak ada sekecil perbuatanpun yang luput dari
catatan malaikat Allah SWT.
Oleh karena itu, bagi mereka yang mendapatkan hikmah beriman
kepada malaikat maka
akan senantiasa menjaga sikap dan perilakunya agar tidak menyimpang dari
syari’at Islam.
لْيَوْمَ تُجْزَىٰ كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ ۚ لَا
ظُلْمَ الْيَوْمَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang
diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat
cepat hisabnya.” (QS. Al-Mu’min [40] :
17)
5. Yaumul
Mizan
Yaumul mizan yaitu hari penimbangan seluruh amal baik dan buruk manusia
selama hidupnya. Apabila amal baiknya lebih berat daripada amal buruknya,
maka insya Allah ia akan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Namun,
apabila amal buruknya yang lebih berat daripada amal baiknya, maka ia akan
mendapatkan balasan berupa siksa neraka, naudzubillah.
Allah SWT berfirman,
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ
الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا ۖ وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ
مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَاسِبِينَ
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah
dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji
sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat
perhitungan.” (QS. Al-Anbiya [21] : 47)
6. Siratal Mustaqim
Sirat merupakan jalan penentu dari setiap manusia setelah amal buruknya
dihitung dan ditimbang. Pada tahap ini telah dapat ditentukan apakah manusia
akan dimasukkan ke dalam surga atau neraka.
7. Syafa’at
Syafaat ialah pertolongan dari Allah SWT untuk hamba-hamba-Nya yang
selama hidupnya beriman, Islam, bertakwa dan selalu memperbanyak amal baik.
8. Surga dan
Neraka
Tempat balasan bagi umat manusia. Surga merupakan balasan bagi hamba
Allah yang beriman dan shaleh/shalehah serta mendapatkan ridho-Nya. Neraka
merupakan balasan bagi umat manusia yang selama hidupnya banyak berbuat dosa
dan mengingkari kewajibannya terhadap Allah SWT.[5]
........................................
[1] KH. A. Nuril Huda, Iman Kepada Para Rasul dan
Kitab Suci, (www.islam.nu.or.id),
diakses tanggal 30 Agustus 2022.
[2] Abul Husain Muslim
bin Hajjaj bin Muslim An-Naisaburi, Al-Jāmi’us Ṣaḥīḥ, [Beirut, Dārul Afaq
Al-Jadidah: tanpa tahun], juz 8, halaman 178
[3] Muhammad Syamsul Haq
Abadi, ʽAunul Maʽbūd Syarh Abū Dawud, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah: 1415 H],
juz 11, halaman 290-291
[4] Muhamad Alvin Nur Choironi, Ini Urutan
Peristiwa Tanda-tanda Kiamat, (www.islam.nu.or.id), diakses tanggal 2 September
2022.
[5] Redaksi Dalamislam, Peristiwa-peristiwa yang
Terjadi Setelah Hari Kiamat dan Dalilnya, (www.dalamislam.com), diakses tanggal
2 September 2022.
Komentar
Posting Komentar