Nadhom Mathlab: Adab ke 46-50


 ﴾ Adab ke 46-47 ﴿

Tanggung Jawab & Bersabar pada Guru


وَاطْلُبْ وَلَوْ بِالصِّيْنِ وَالْبُلْغَا وَاصْبِرْ عَلَى الذِّلَّةِ وَالصَّـــــغَارِ ۝

“Sabarlah atas rendah dan hinanya menuntut ilmu, dan carilah ilmu meski adanya di negeri Cina atau Bulgaria”

Penjelasan

Adab santri/pelajar yang ke 46 ialah:

Santri/pelajar harus memiliki tanggung jawab (sabar) menjalani apapun selama proses menuntut ilmu, seperti semua pekerjaan serta remehnya makanan. Selain itu sebagai wujud tanggung jawab, santri/pelajar harus melakukan aktifitas yang bisa menghasilkan ilmu secara rutin seperti belajar, diskusi dan sholat berjamah serta lain-lainnya.

Adab santri/pelajar yang ke 47 ialah:

Santri/pelajar juga harus bersabar dalam menemui gurunya dengan ikhas, meski seandainya dia harus menyeberangi lautan yang sangat jauh dari daerahnya, misalnya gurunya bermukim di negara China.

.............................................


﴾ Adab ke 48-49 ﴿

Serius dalam Menuntut Ilmu dan Gambaran Pelajar Tidak Serius 


اَوِارْضَ بِالْجَهْلِ وَعِشْ حِمَارَا ۝ وَخُذْ وَكُــــــنْ مُجْتَهِدًا اَعْمَارَا

“Tuntutlah dan jadilah orang yang bersungguh-sungguh, atau ridholah pada kebodohan dan hiduplah seperti hewan himar”

Penjelasan

Adab santri/pelajar yang ke 48 ialah:

Santri/pelajar yang sedang belajar harus bersungguh-sungguh atau serius dalam menuntut ilmu, sehingga kelak bisa berguna bagi dirinya sendiri maupun umumnya bagi masyarakat awam. 

Santri/pelajar harus tekun belajar dengan sekuat tenaga. Yakni, jangan sampai ada waktu yang terbuang percuma. Seluruh waktu yang dimilikinya sebisanya digunakan untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat.

Adab santri/pelajar yang ke 49 ialah:

Dalam menuntut ilmu, santri/pelajar jangan sampai hanya mendapatkan keletihan yang tidak berguna. Santri/pelajar yang seperti itu termasuk orang yang ridho dengan kebodohan dalam dirinya, lantaran waktunya tidak digunakan dengan benar.

Oleh sebab itu, adab pelajar yang ke 49 ini sebagai wasiat penyusun nadhom untuk para santri/pelajar. Serta beliau memberikan gambaran tentang santri/pelajar yang tidak serius dalam menuntut ilmu diibaratkan sama dengan kuda/angkutan yang setiap hari pekerjaannya hanya berjalan kesana-kemari untuk mengangkut barang seadanya. Akan tetapi, kuda itu tidak tahu apa yang sedang dimuatnya, serta apa kegunaan barang-barang tersebut lantaran saking bodohnya.

.............................................


﴾ Adab ke 50 ﴿

Wasiat Pengarang Kitab


عَفْـــــوًا لِكُلِّ مُبْدِىءٍ لِلْاَدَبِ ۝ هَذَا وَاَوْصَــــيْتُ لِكُلِّ طَالِبِ

“Fahamilah apa saja yang kuterangkan dalam kitab ini dan ku-wasiatkan pada setiap pelajar, semoga setiap orang yang memulai belajar mendapatkan pengampunan Allah SWT”

Penjelasan

Adab santri/pelajar yang ke 50 ialah:

Santri/pelajar harus berusaha melestarikan wasiat penyusun nadhom yang terakhir sebagai berikut: “Para santri/pelajar hendaklah menerapkan adab-adab dalam menuntut ilmu yang sudah kami sebutkan di kitab ini. Insyaallah lantaran itu akan tercapai cita-cita. Akhirnya bisa menjadi orang yang selamat di dunia dan akhirat”

Penyusun nadhom tidak lupa meminta kepada para santri/pelajar apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam kitab ini semoga mau membenarkan dengan berdasarkan penelitian yang baik.


Komentar