Bab 2: Bersenggama dan Rahasia Waktu-Waktunya

 


بَيَانُ الحَرْثِ وَأسْرَارِ أوْقَاتِه

إعْلَم أَنَّ المَقْصُودُ الأَعْظَم مِنَ النِّكَاحِ التَّعَبُّدُ وَالتَّقَرُّبُ وَاتِّبَاعُ سُنَّةُ الرَّسُولِ وَتَحْصِيلُ الوَلَدِ وَالنَّسْل . لِأَنَّ بِهِ بَقَاءَ العَالَمِ وَانْتِظَامَهُ وَبِتَرْكِهِ وَإهْمَالِهِ خَرَابَه وَدِرَاسَه

وَمَعْلُومٌ أَنَّهُ لَا يُحْصَلُ الحَصَادُ إِلَّا بِنَثْرِ البَذْرِ عَلَى الأَرْضِ أَوَّلًا . وَحَرْثِهَا وَزَرْعِهَا بِطُرُقٍ وَكَيْفِيَاتٍ مَعْلُومَةٍ عِنْدَ الفَلَاحِ  وَانْتِظَارِ المَدَدِ إِلَى بُدُوِّ الصَّلَاح

Penjelasan tentang bersenggama dan rahasia waktu-waktunya

Ketahuilah bahwa tujuan utama dari suatu pernikahan adalah pengabdian, pendekantan dan mengikuti sunnah Rasul dan menghasilkan anak dan keturunan. Karena hanya dengan pernikahanlah kelestarian alam dan teraturnya. Dan dengan meninggalkannya berarti sebuah kehancuran dan kemusnahan alam ini.

Sudah maklum bahwa tak akan ada panen tanpa menyebar benih pada bumi dahulu, kemudian mengolah dan merawatnya melalui teori dan teknik yag telah diketahui dikalangan petani dan penantian anugrah hingga siap panen.


وَكَذَلِكَ لَا يُحْصَلُ الوَلَدُ وَالنَّسْلُ إِلَّا بِبَثِّ بَذْرِ الزَّوْجِ عَلَى مَزْرَعَتِهِ وَزَرْعَتِهِ الَّتِي هِيَ حَلِيلُه

قال تعالى نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّىٰ شِئْتُمْ ۖ وَقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُمْ الآية

وَسَبَبُ نُزُولِ هَذِهِ الآيَةِ أَنَّ المُسْلِمِينَ قَالُوا: إِنَّا نَأتِي النِّسَاءَ بَارِكَاتٍ وَقَائِمَاتٍ وَمُسْتَلْقِيَاتٍ وَمِنْ بَيْنَ أَيْدِيهِم وَمِنْ خَلْفِهِم بَعْدَ أَن يَكُونَ المَأتِيَ وَاحِدًا

فَقَالَتِ اليَهُودُ مَا أَنْتُم إِلَّا البَهَائِم لَكِنَّا نَأتِهِنَّ عَلَى هَيْئَةٍ وَاحِدَة 

Begitu pula tak akan terwujud seorang anak dan keturunan kecuali dengan memasukkan benih suami pada ladangnya dan tanamanya yaitu istrinya

Allah berfirman: “Istri-istri kalian adalah ladang kalian. Maka datangilah ladang kalian itu semaumu dan kerjakanlah (amal-amal yang baik) untuk diri kalian”.

Sebab turunya ayat ini bahwasanya orang-orang islam mengatakan: kita menggauli isteri dengan posisi berlutut, berdiri, terlentang, dari arah depan dan dari arah belakang. walaupun tujuanya satu.

Lalu orang-orang Yahudi mengomentari mereka: Kalian itu binatang, sedangkan kami mendatangi mereka dengan satu macam posisi


وَإِنَّا لَنَجِدُ فِي التَّوْرَاةِ أَنَّ كُلَّ إِتْيَانٍ تُؤتَى النِّسَاء غَيْرَ الإسْتِلْقَاءِ دَنَسٌ عِنْدَ الله فَأَكْذَبَ الله تَعَالَى اليَهُود

فَفِي هَذِهِ الآيةِ دِلَالَةٌ عَلَى جَوَازِ إِتْيَانِ الرَّجُلِ زَوْجَتَهُ عَلَى أَيِّ كَيْفِيَةٍ وَحَالٍ شَاء مِن قِيَامٍ وَقُعُودٍ وَاْستِلْقَاء

وَمِنْ أَيِّ جِهَةٍ شَاء مِنْ فَوْقٍ وَمِنْ تَحْتٍ وَمِنْ وَرَاءٍ وَمِن قِدَام

وَفِي أَيِّ وَقْتٍ شَاءَ فِي اللَّيلِ أَوِ النَّهَارِ بَعْدَ أَنْ كَانَ فِي صَمَامٍ وَاحِد

Sungguh kami temukan dalam Taurat bahwa setiap hubungan badan selain posisi isteri terlentang itu kotor di menurut Allah. Maka Allah mendustakan orang-orang yahudi

Jadi dalam ayat ini ada petunjuk diperbolehkannya seorang suami menyetubuhi isterinya dengan cara dan posisi apapun yang ia mau. Baik dengan berdiri, duduk atau terlentang

Dan dari arah manapun suami mau, baik dari atas, dari bawah, dari belakang atau dari depan

Dan pada waktu kapanpun suami mau, baik siang hari atau malam hari setelah dalam satu cara


لَكِنْ قَالَ أَهْلُ العِلْمِ مَنْ جَامَعَ زَوْجَتَهُ فِي لَيْلَةِ الجُمْعَةِ يَصِيرُ الوَلَدُ حَافِظًا لِكِتَابِ الله تَعَالى

وَمَنْ جَامَعَ فِي لَيْلَةِ السَّبْتِ يَكُونُ الوَلَدُ مَجْنُونًا

وَمَنْ جَامَعَ فِي لَيْلَةِ الأَحَدِ يَكُونُ الوَلَدُ سَارِقًا لِمِلْكِ غَيْرِهِ أَوْ ظَالِمًا

وَمَن جَامَعَ فِي لَيْلَةِ الإثْنَينِ يَكُونُ الوَلَدُ فَقِيرًا أَوْ مِسْكِينًا أَوْ رَاضِيًا لِأَمْرِ الله وَقَضَائِه

وَمَنْ جَامَعَ فِي لَيْلَةِ الثُّلَاثَاء يَكُونُ الوَلَدُ بَارًّا لِلْوَالِدَيْن

Tetapi ahli ilmu berkata: “Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Jum’at, maka anak akan menjadi penhafal kitab Allah”

“Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya pada malam sabtu, maka anak akan menjadi gila”

“Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Ahad, maka anak akan menjadi seorang pencuri milik orang lain atau penganiaya.”

“Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Senin, maka anak akan menjadi fakir atau miskin atau ridho dengan keputusan dan qodho’-nya Allah.”

“Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Selasa, maka anak akan menjadi orang yang berbakti kepada orang tua.”


وَمَنْ جَامَعَ فِي لَيْلَةِ الأَرْبِعَاء يَكُونُ الوَلَدُ كَثِيرَ العَقْلِ أَوْ كَثِيرَ العِلْمِ أَوْ كَثِيرَ الشُّكْر

وَمَنْ جَامَعَ فِي لَيلَةِ الخَمِيسِ يَكُون الوَلَدُ مُخْلِصًا فِي قَلْبِه

وَمَنْ جَامَعَ زَوْجَتِهِ مَعَ التَّكَلُّمِ يَكُونُ الوَلَدُ أَبْكَم

وَمَنْ جَامَعَ فِي ظُلْمَةٍ يَكُونُ الوَلَدُ سَاحِرًا

وَمَنْ جَامَعَ مَعَ السِرَاجِ يَكُونُ الوَلَدُ حَسَنُ الصُّورَة

وَمَنْ جَامَعَ رَائِيًا عَوْرَةِ المَرْأة يَكُونُ الوَلَدُ أَعْمَى أَوْ أَعْمَى القَلْب

“Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Rabu, maka anak akan cerdas atau berpengetahuan atau banyak bersyukur”

“Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Kamis, maka anak akan menjadi orang yang berhati ikhlas”

“Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya sembari bercakap-cakap, maka anak akan bisu”

“Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya di dalam kegelapan, maka anak akan mejadi penyihir”

“Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya di bawah nyala lampu, maka anak akan berwajah tampan”

“Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya sambil melihat aurat isteri, maka anak akan buta mata atau buta hatinya.”


وَمَن جَامَعَ سَائِلَ الزَّادِ لِسَفَرٍ يَكُونُ الوَلَدُ كَاذِبًا

وَمَنْ جَامَعَ تَحْتَ الشَّجَرَةْ المَطْعُوم ثَمَرُهَا يَكُونُ الوَلَدُ مَقْتُولُ الحَدِيد أَوْ مَقْتُولُ الغَرَقِ أَوْ مَاتَ فِي هَدْمِ الشَّجَرَة

قَالَ أهْلُ العِلْمِ وَيَنْبَغِي لِلْعَرُوسِ أَرْبَعَةٌ أَشْيَاءَ : أَوَّلُهَا أَخْذُ اليَدَيْنِ وَثَانِيهَا مَسُّ صَدْرِهَا وَثَالِثُهَا تَقْبِيلُ الخَدَّيْنِ وَرَابِعُهَا قِرَاءَةِ البَسْمَلَةِ عِنْدَ إدْخَالِ الذَّكَرِ فِي الفَرْج

وَقَالَ صلى الله عليه وسلم مَنْ جَامَعَ زَوْجَتَهُ عِنْدَ الحَيْضِ فَكَأَنَّمَا جَامَعَ أُمَّهُ سَبْعِينَ سَنَةً الحَدِيث أَوْ كَمَا قَال

“Barang siapa yang bersetubuh seraya meminta bekal untuk bepergian, maka anak akan menjadi pendusta”

“Barang siapa yang menyetubuhi isterinya di bawah pohon yang buahnya dapat dimakan, maka anak akan terbunuh dengan besi atau karena tenggelam atau karena keruntuhan pohon.”

Ulama berkata: “Hendaknya seorang suami memperhatikan empat hal:” Pertama: Memegang kedua tangan isteri. kedua: Meraba dadanya. ketiga: Mencium kedua pipi. keempat: Membaca Basmalah ketika memasukkan penis pada vagina.

Rasulullah SAW. bersabda: barang siapa yang menyetubuhi isterinya ketika haid, maka seolah-olah dia menyetubuhi ibunya sebanyak tujuh puluh kali


نَفِيسَة ظَرِيفَة سُئِلَ بَعْضُ المَشَايِخِ عَنِ النِّعَمِ الدُّنْيَا كَمْ هِيَ؟

فَأَجَابَ بِأَنَّهَا كَثِيرَةُ لَا يُحْصَى عَدَدُهُا قَالَ تَعَالَى: وَإن تَعُدُّوا نِعْمَة ٍالله لَا تُحْصُوهَا

وَلَكِنْ أَعْظَمُهَا انحَصَرَ فِي ثَلَاثَةِ أَشْيَاءَ: تَقْبِيلُ النِّسَاءِ وَلَمْسُهَا وَإدْخَالُ الذَّكَرِ فِي الفَرْج

قَالَ الشَّاعِر فِي بَحْرِ الرَّجَز :

وَنَعِـمُ الدُّنْيَـا ثَلَاثٌ تُعْتَـبَر ۝ لَـْمسٌ وَتَقْــبِيلٌ وَإدْخَــالُ الذَّكَر

Nafisah Dzarifah: “Sebagian guru besar ditanya tentang kenikmatan dunia, berapa itu?”

“Lalu ia menjawab; Kenikmatan dunia itu sangat banyak hingga tak terhitung jumlahnya. Allah berfirman: jika kalian menghitung nikmat Allah maka kalian tak akan sanggup.”

“Tetapi kenikmatan yang paling hebat teringkas pada tiga hal: yaitu mencium wanita, menyentuhnya dan memasukkan penis pada vagina.”

Seorang penyair mengungkapkan lewat tembang Rojaznya

“Kenikmatan dunia ada tiga macam, yaitu menyentuh, mencium dan memasukkan penis”


وَقَالَ أخَر :

وَنَعِـــــمُ الدُّنْـــيَا ثَــــــلَاثٌ تُحْـصَرُ  ۝

دِمِيك كُولِيت عَامبُوع كَارُو بَارَع تُورُو

Penyair lain mengungkapkan:

“Kenikmatan dunia itu teringkas menjadi tiga yaitu menyentuh kulit, mencium dan tidur bersama (dengan isteri)”

Komentar